Imam Syafi'i adalah salah satu dari ulama empat Madzhab atau MADZAHIBUL ARBA'AH.
Setiap madzhab mempunyai pengikut masing-masing. Tapi bukan berarti
tidak mengikuti Rosululloh, melainkan hanya sebuah perantara menuju
ketetapan Alloh di dalam Al Quran dan Hadits. Maka agar kita lebih
mengenal ulama-ulama tersebut, tentunya kita perlu mengetahui
sejarahnya. Bukan sebuah kefanatikan mengalahkan cinta terhadap
Rosululloh, namun bentuk kecintaan kita terhadap kelestarian ilmu agama
Islam. Dengan tetap mengedepankan Haq.
Imam syafii adalah seorang Mujtahid Mutlaq ulama pendiri mazdhab Syafi'i yang kita kenal dengan istilah "SYAFI'IYAH", yang banyak diikuti oleh muslim belahan dunia, termasuk Indonesia saat ini.
Imam syafii adalah seorang Mujtahid Mutlaq ulama pendiri mazdhab Syafi'i yang kita kenal dengan istilah "SYAFI'IYAH", yang banyak diikuti oleh muslim belahan dunia, termasuk Indonesia saat ini.
Beliau bernama Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin 'Abbas bin Ustman
bin Syafi' bin Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Mutholib bin
Abdu Manaf. Maka nasab beliau berkumpul dengan nasab Rosululloh yakni Abdu Manaf.
Ketika terdengar kabar wafatnya Imam Abu Hanifah Imam dari Iraq, Imam Syafi'i dilahirkan, di sebuah kota yang disebut Ghozzah/Gaza (غزة) tahun 150H.
Beliau adalah seorang yang fakir dan seorang yatim setelah wafat ayahnya
(Idris) di masa kecil. Yang kemudian menetap di kota Makkah ketika
berumur 2 tahun. Di luar kekurangan ekonominya, beliau memiliki
kemampuan yang tidak biasa untuk seumuranya.
Ketika melewati usia 7 tahun beliau sudah hafal Al Quran
disaksikan oleh Mufti Makkah di masa itu. Dan juga banyak belajar kepada
para ulama Makkah seperti Sofyan bin Uyainah (ahli hadits), Muslim bin
Kholid Az Zanji (Faqih Makkah), Sa'id bin Salim, Dawud bin Abdur Rohman
Al Athor dan Abdul Muhid bin Abdul Aziz
Ketika umur 10 tahun beliau sudah hafal kitab Muwatto buah karya Imam Malik bin Anas pendiri mazdhab Maliki yang
berisikan 1000 hadist lebih. Bisa kita bayangkan Imam Syafi'i sudah
hafal ribuan hadist di usia dini, tentunya setelah itu beliau lebih
banyak menghafal hadist lagi.
Karena kekagumanya terhadap musonif kitab Muwatto' maka beliau kemudian
disaat berusia 13 tahun, menujulah ke kota Madinah untuk belajar kepada
Imam Malik secara langsung. Dan ketika beliau membacakan hafalan kitab
Muwatto' terhadap gurunya yakni Imam Malik. Maka Imam Malik sangat kagum
dengan fasihnya hafalan tersebut.
Selain kepada Imam Maliki beliau juga belajar dengan Ibrohim bin Sa'ad
Al Anshori, Abdul Aziz bin Muhammad Ad Darowardi, Ibrohim bin Yahya,
Muhammad bin Abi Fudaik, Abdulloh bin Nafi' As Shoigh.
Dikarenakan keluasan ilmunya itu, maka disaat beliau berusia masih 15
tahun sudah mendapatkan izin berfatwa dari Mufti Makkah yakni Imam
Muslim bin Kholid Az Zanji, seorang ulama ahli fiqh di kota Makkah
Pada tahun 195H, beliau pergi ke Baghdad, yang kemudian menetap di kota ini selama 2 tahun.
Di kota Baghdad Imam Syafi'i juga bertemu dengan ulama madhab Hanafi
yaitu Imam Muhammad bin Hasan dan juga banyak bertemu dengan para
Musonif kitab. Beliau juga belajar dengan para ulama penghafal Hadist
Nabi yakni Waki' bin Al Jaroh, Abdul Wahab bin Abdul Majid Ats Tsaqofi,
Abu Usamah Himad bin Usamah Al Kufi dan Ismail Ibnu Aliyah.
Maka muncullah istilah QOUL QODIM yaitu pendapat pertama kali
Imam Syafi'i, setelah sebelumnya diberi wewenang untuk berfatwa oleh
gurunya Imam Muslim bin Kholid Az Zanji dan Imam Malik bin Anas. Yang
kemudian pengaruh Mazdhab Syafi'i mulai tersebar. Namun karena kecintaan
dan haus tentang ilmu, maka untuk sementara waktu, beliau meninggalkan
Baghdad menuju kota Makkah
Tahun 198H beliau kembali ke kota Baghdad merawat dan mengembangkan
Madzhab yang telah ditebarkan. Di saat itulah pengaruh Madzhab Syafi'i
bertambah pesat.
Diantara pengaruh Madzhab Syafi'i yang terkenal adalah Ahmad bin Hanbal (pendiri madzhab Hanbali), Az Zafaroni, Abu Tsaur dan Al Karobisi.
Pada tahun 199H/200H beliau pergi menuju Mesir serta menuliskan ijtihad
disini, dengan penelitian lebih dalam lagi ketetapan fatwa-fatwa beliau
selama di Baghdad. Kemudian muncullah rumusan-rumusan baru yang terkenal
dengan istilah QOUL JADID. Yang tertuang dalam kitab Al Um, Al Imla', Mukhtasor Muzani dan Al Buwaiti. Maka pantaslah jika keempat kitab inilah induk dari pada Madzhab Syafi'i.
Dikatakan Qodhi Imam Abu Muhammad Al Hasin bin Ibnu Muhammad Al Marwazi
bahwa seseungguhnya Imam Syafi'i telah menulis 113 buah kitab tafsir,
fiqh, adab dan lain-lain.
Pada tahun 204H beliau wafat, di kota Mesir pada malam jumat ba'da
maghrib dan dimakamkan ba'da ashar pada hari jumat di hari akhir bulan
Rojab 204H. (Perkataan Imam Robi' dalam kitab Majmuk)
Semasa hidupnya Imam Syaf'i membagi waktu malam menjadi tiga bagian.
Yakni sepertiga untuk ilmu, sepertiga untuk solat dan sepertiga untuk
tidur. Beliau juga setiap hari mengkhatamkan Al Quran, sedangkan di
bulan Romadhon mengkhatamkam Al quran 60 kali yang mana dilaksanakan di dalam solat beliau.
Setelah pergantian tahun bahkan abad, pendapat-pendapat beliau masih
sangat berpengaruh sampai sekarang. Begitu juga di negri tercinta ini.
Selayaknya kita sebagai muslim bangga terhadap beliau yang telah
mencurahkan fikiran, waktu dan tenaga demi tegaknya Islam bedasarkan Al Quran, Hadist, Ijma' dan Qiyas.
Untuk itu mari kita mendoakan beliau semoga amal baiknya diterima
sebaik-baiknya di sisi Alloh Ta'ala dan diampuni segala kesalahanya..
amin.
Sumber:
- Majmuk syarah Muhazdab_Al Imam An Nawawi
- Al Madkhol ila dirosatil madzhab fiqhiyah_DR.Ali Jum'ah
- I'anatut Tholibien_As Sayyid Abu Bakar As Syatho
- Fawaidul Makiyah_As Syaikh Alawi Al Maki
- Fawaidul Madaniyah_ Imam Muhammad Sulaiman Al Kurdi
- Mengenal istilah & rumus fuqoha'_ponpes Lirboyo
0 komentar:
Posting Komentar