Blogger templates

Belajar Ilmu Agama Islam

Posted by

Mencari ilmu agama adalah suatu kewajiban setiap muslim. Ini sudah tidak bisa dipungkiri, karena memang itu sebuah syarat menuju pengetahuan yang bertujuan ketaqwaan. Akan tampak jelas, menginginkan sebuah amal yang benar tentunya harus mengetahui caranya yaitu ILMUNYA
Oleh sebab itu berbagai cara dilakukan seseorang untuk mencapai sebuah pengetahuan. Mulai dari majlis ta'lim, membaca kitab/buku, sampai nyantri di pondok pesantrenpun dilakukan, ada juga dengan belajar di sebuah universitas islam.

Dan fasilitas teknologipun tak mau kalah untuk kemanfaatanya. Website, blog, sosial media dsb. Diskusi, tanya jawab dan diskusi. Seperti menunjukkan semangat keingintahuan seseorang terhadap ilmu.

Bagaimana jika ternyata apa yang kita ketahui ternyata keliru?

Tidak mustahil,

Kalau perkara tsb hanya ilmu masak memasak atau seni menggambar, mungkin tidak akan besar efek bahayanya. Tapi jika ilmu itu tentang agama, maka jika salah akan berakibat FATAL, karena berhubungan dengan moral, sosial, hablum minan nas hablum minalloh, surga dan neraka, tentunya. Bukan tidak mungkin, muncul sebutan SESAT MENYESATKAN.

Maka jangan sampai kita salah langkah dalam menuntut ilmu agama. Bukan berarti saya paling benar dan sudah merasa sempurna karena sebagai muslim hanya bisa berusaha mencari sebuah kebenaran. Belajar dan belajar.

Untuk itu, sebaiknya kita merenungkan beberapa hal

Pertama

Bimbingan seorang guru yang ahli dalam bidangnya. Karena dengan bimbingan seorang guru, kita akan menuju sebuah jalur yang ada pemandunya. Tentunya kita mengetahui siapa Imam Syafii, Khambali, Maliki dan lain sebagainya. Ulama-ulama sekaliber beliau yang tak diragukan lagi. Itupun juga dengan berguru kepada para ulama, bahkan tidak hanya satu guru. Jelas dan bukan sistem OTODIDAK


Teknik Otodidak bagi yang cerdas otaknya memang membanggakan tapi justru berbahaya bagi dirinya dan orang lain yang mengikuti pemahamanya. karena dapat menimbulkan pemahaman yang sesat dan menyesatkan.

Tapi bukan berarti dengan menganggap semua perkataan guru adalah pasti benar dan tepat, karena guru juga seorang manusia, hanya saja menghormati adalah suatu keharusan bagi seorang murid. TAQLID BUTA adalah kekhawatiranya.

Kedua

Mempelajari kitab yang ringkas dahulu. Misalkan dari Syafiiyah seperti kitab SAFINATUN NAJA atau TAQRIB dsb. Karena dalam kitab yang ringkas itu terdapat pokok dasar yang mengepalai beberapa masalah. Seperti rukun solat, syarat dan batalnya. Rukun jual beli, hawalah, suluh, nikah dan masih banyak lagi. Bukan berarti membaca kitab yang besar seperti syarah atau hasyiyah, itu salah.

Namun jika PEMULA seperti saya, yang belum mengetahui pokok dari hukum suatu perkara dikhawatirkan timbul pemahaman yang membingungkan. Maka tidak akan heran jika ada sebagian muslim yang saling membid'ahkan, saling mengkafirkan dan saling menyalahkan satu sama lain. Bukan lagi dakwah namanya, tetapi memperkeruh keadaan.

Ketiga

Mempelajari ilmu alat,seperti Nahwu Shorof. Karena Alquran,Hadist dan kitab-kitab ulama salaf itu mamakai bahasa arab. 

Jika semua itu berbahasa jawa, pastinya yang dicari adalah ilmu bahasa jawa. Tanpa ilmu alat, mustahil jika kita dapat memahami agama dengan nyata dan konkret, bagaimana hukum itu yang sebenarnya. Hanya dapat mengikuti perkataan sebagian orang, teman, guru ataupun orang tua, yang belum tentu kebenaranya.

Misalkan kita bertanya tentang hukum kepada seseorang tentang bagaimana hukumnya ini?
Dan dijawab dengan lantang  "haram", dengan disertai sebuah referensi kitab atau dibacakan sebuah hadist. Kita pastinya langsung percaya. 
Karena kita tidak mengartikan isi referensi kitab tsb. 

Tanpa membuktikan kitab referensi tsb. Kita tidak tahu referensi kitab itu utuh ataukah dipotong, dari kitab apa? Pengarang kitab itu bermadzhab siapa?bagaimanakah kalimat yang sebenarnya dan lain sebagainya.

Tetapi dalam sisi pandang yang lain, kita tetap memerlukan seorang guru, mungkin juga buku dan juga teman untuk berdiskusi serta menggunakan teknologi untuk hal yang positif.

Keempat

Teliti dan tidak terburu-buru dalam memahami sebuah hukum. Kalau perlu lakukan sebuah diskusi dengan teman, tidak malu untuk saling bertanya. Dan juga tidak pelit untuk saling berbagi ilmu dimana saja  dan kapan saja.

Namun semua itu tergantung dari Irodah Sang Pencipta 


Wollohu A'lam bishowab


Blog, Updated at: 21.43

1 komentar:

Delete this element to display blogger navbar

Blogroll

Total Pageviews

About

About

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts

Blogger news

Search

Become our Fan

www.facebook.com/AN66RA.PRASETYO

Pages - Menu

Followers

Featured